Text
Tidak Hilang Sebuah Nama
Andrew yang hanya sebatas pengemudi taksi dengan penghasilan pas-pasan harus bisa mencukupi kebutuhan istri dan anak kembarnya. Oleh sebab itu, ketika ada lowongan pekerjaan di Warrandyte, Andrew pun langsung bersemangat. Mengingat gaji yang diterimanya akan lebih besar dibandingkan dengan sebelumnya ini membuat Andrew lebih memilih pekerjaan baru, walaupun lokasinya jauh dengan tempat tinggalnya, Fitzroy. Sayangnya, Julie, istri Andrew, tak setuju dengan keinginan suaminya itu.
Julie pun mengatakan, sebaiknya Andrew urungkan niatnya karena ia tak sanggup jika harus menambah posisinya sebagai sosok ayah dan itu tak akan tergantikan oleh siapa pun kecuali Andrew sendiri. Julie melihat bahwa anak-anaknya, Olive dan Odive, begitu menyayangi ayahnya. Andrew terdiam dan mengerti apa yang Julie katakan tidaklah salah.
Karena kondisi yang tak memungkinkan, Julie pun hanya berpasrah dan menyetujui keputusan Andrew. Namun, ketika ia selesai mengikuti sejumlah tes dan hendak mencari rumah baru untuk keluarganya jika suatu saat ia diterima, dengan nahas Andrew jatuh ke jurang di sekitar perbukitan menuju Lilydale akibat mobilnya hilang kendali. Tubuh Julie pun terkapar ke lantai dan tak sadarkan diri setelah mendengar kabar dari polisi yang datang ke rumahnya.
Belasan tahun sudah anak kembar ini jalani hidup di sebuah apartemen yang terbilang murah di Melbourne. Olive yang bekerja sebagai petugas administrasi di Klinik Dr. Stark Nielsen (Psikolog klinis) merasa hari-harinya menyenangkan ketika secara tak langsung belajar menangani gangguan jiwa tiap pasien yang datang. Salah satunya ialah Mr. Byrne yang mengidap penyakit Necrophilia (hasrat untuk memenuhi rasa seksualnya dengan mayat). Wajah yang mengerucut dan tajam ini rupanya diam-diam menyukai Olive.
Namun, kehidupan Olive berbeda jauh dengan kembarannya, Odive, yang mengurung diri selama dua tahun karena luka di wajahnya akibat insiden kebakaran di rumah saudaranya. Hal ini membuat Odive tak percaya diri dan selalu iri melihat pesona kecantikan Olive. Karena kecemburuannya, Odive melakukan tindakan di luar rasa kemanusiaannya.
Ia mencoba menyakiti Olive dengan menyayati wajahnya menggunakan pisau agar wajah Olive menjadi buruk rupa seperti Odive. Olive langsung kaget dan memohon agar Odive tidak melakukan hal yang tidak waras itu. Karena perlakuan kembarannya ini, Olive menyemprotkan air merica ke mata Odive. Pisau yang ada di tangannya pun dengan refleks membentuk sayatan di leher Olive.
Odive pun terkejut melihat Olive sudah tak bernyawa. Ia menyesal, tetapi hal ini bukanlah kesengajaan Odive. Akhirnya, ia membawa mayat tersebut ke bak mandi dan menggenanginya dengan air dan wangi-wangian. Setelah menutup pintu kamar mandi, ia melihat selembar kertas formulir yang pernah Olive bawa yang berisikan surat bahwa Odive akan dioperasi wajahnya.
Ia pun senang sekali karena kehidupannya akan berubah dan tidak harus berkurung diri. Setelah beberapa pekan pascaoperasi, wajah Odive memulih dan tampil cantik. Odive pun kini harus berperan menjadi Olive dan mengenakan kerudung agar orang sekitar tak curiga dengan kehilangan Olive. Odive pun heran mengapa Olive bertekad untuk pindah agama Islam.
Begitu pulang dan tiba di apartemennya, Odive merasa ada sesuatu yang tidak beres. Setelah ia melihat ada tetesan air dan menuju ke arah kamar mandi, ternyata mayat Olive hilang. Odive pun terkejut siapa yang telah mencurinya. Tak mungkin jika polisi atau pencuri yang mengambilnya.
Setelah berpikir keras, ia tersadar jika ini pasti perbuatan Mr. Byrne. Namun, setelah Odive bertanya, rupanya Mr. Byrne tidak mengambil mayat saudara kembarnya. Begitu pulang dan sampai di apartemennya dan melihat semua yang ada, Odive tak mengira jika Charles, satpam apartemen, mengambil mayat Olive dan meletekkan di kamar mandi tempat ruang kerjanya karena Charles curiga ketika melewati ruang depan apartemen mereka yang bau busuk.
Charles pun kesal dan ingin membalas dendam untuk membunuh Odive. Namun, langkah itu gagal ketika polisi datang dan menembak Charles. Dari situlah, Odive atau “gadis malang yang beruntung” ini selamat dari maut, walaupun ia juga harus ditangkap dan menjalani hidupnya selama dua tahun di jeruji besi yang dingin.
076242012 | 813 LUT t c.3 | My Library (800) | Tersedia |
076232012 | 813 LUT t c.3 | My Library (800) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain