Text
Tanaman Buah Dalam Pot Sawo
Buah Sawo merupakan salah satu jenis tanaman buah yang banyak ditanam di pekarangan rumah. Selain mudah dalam pemeliharaan tanaman yang satu ini dapat difungsikan sebagai peneduh di halaman rumah kita. Dengan jumlah penduduknya 1.459.873 jiwa (BPS, 2019), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan pasar potensial untuk buah sawo. Seringkali kita dengar bahwa masyarakat enggan menanam dengan alasan tidak memiliki lahan.
Masalah keterbatasan lahan untuk membudidayakan tanaman khususnya tanaman sawo tersebut mengakibatkan alternatif budidaya tanaman dengan menggunakan pot atau planterbag kembali menjadi trend khususnya bagi masyarakat di wilayah perkotaan masa sekarang. Teknik budidaya seperti ini kemudian dikenal dengan istilah “Tabulampot” atau Tanaman Buah dalam Pot. Dimana tahun 1982, merupakan titik awal dari bisnis perdagangan buah dalam pot. Bermula dari belum ditemukannya polibag, menimbulkan ide dalam diri para penangkar bibit untuk memindahkan bibit tanaman buah ke dalam keranjang bambu untuk pengiriman jarak jauh agar tidak rusak. Ketika sampai di tujuan, tanaman tersebut dipindahkan ke dalam pot gerabah atau drum bekas dan tak disangka tanaman buah yang ditanam di dalam pot ternyata juga dapat menghasilkan buah.
KEUNGGULAN TABULAMPOT
Tanaman buah dalam pot yang dikenal dengan istilah Tabulampot adalah teknik menanam dengan menggunakan media pot, drum, planterbag dan sejenisnya sebagai media tanam untuk buah-buahan merupakan solusi bagi masyarakat khususnya di perkotaan yang memiliki lahan terbatas, namun membutuhkan tanaman buah di sekitar rumah untuk memenuhi kebutuhan, psikologis maupun kesehatan. Menurut (Umu, 2012) ada beberapa keuntungan yang didapatkan bila memelihara tabulampot di pekarangan rumah, antara lain :
Dapat diaplikasikan pada pekarangan atau lahan sempit bahkan tanpa harus ada tanah terbuka karena menggunakan media pot.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak akan merusak bangunan di sekitarnya.
Kebutuhan unsur hara mineral dan air dapat terpenuhi secara optimal.
Pemborosan pupuk dapat diminimalisir karena pemberiannya sesuai dengan kebutuhan dan dapat dimanfaatkan seluruhnya oleh tanaman.
Mudah dalam perawatan terutama dalam penanggulangan hama dan penyakit, sehingga akan dihasilkan tanaman yang sehat.
Sistem drainase lebih mudah diterapkan sehingga tak terjadi kelebihan air.
Menciptakan ekosistem yang sehat dan indah.
Lebih mudah dipindahkan tanpa resiko tanaman mengalami kematian.
Dapat dinikmati keindahannya karena tabulampot ukurannya 1-2 meter, sehingga tajuknya lebih kompak.
Beberapa tabulampot yang dijual di pasaran sudah siap berbuah, sehingga pemiliknya tinggal menikmati hasilnya.
Menanggulangi kecenderungan punahnya beberapa jenis tanaman buah.
Mudah dalam pengaturan masa berbunga dan berbuah, sehingga akan diperoleh kontinuitas produksi sepanjang tahun.
TEKNIK PENANAMAN SAWO TABULAMPOT
Untuk mendapatkan tanaman sawo tabulampot yang berkualitas, maka dibutuhkan kesungguhan dan pengetahuan yang baik. Tahapan-tahapan dalam penanam tabulampot sawo adalah sebagai berikut :
Penyiapan media tanam berupa pasir, pupuk kandang, dan tanah dengan perbandingan 1:1:1 yang diaduk dengan
Piliha varietas sawo yang sudah bersertifikat seperti Sawo Sumpu dari Balai Penelitian Tanaman Buah-buahan.
Penyiapan pot atau planterbag dengan ukuran 100 liter atau lebih.
Masukkan media tanam ke dalam pot/planterbag hingga 1/3 dari wadah.
Pindahkan bibit sawo yang sehat dan telah tersertifikasi ke dalam pot yang telah dipersiapkan. Pemindahan bibit sebaiknya dilakukan pada sore hari.
Lepaskan polibag tanaman dari bibit, tapi jangan dibuang tanahnya.
Letakkan bibit sawo dengan tanah yang masih menempel ke dalam pot, kemudian masukkan media baru hingga memenuhi pot atau planterbag.
Siramlah bibit yang sudah dimasukkan ke dalam pot dan letakkan pot di lokasi yang tidak terkena sinar matahari secara langsung selama 3-5 hari agar bibit tidak stres.
PEMELIHARAAN SAWO TABULAMPOT
Tujuan utama penanaman tanaman sawo dalam pot adalah agar tanaman dapat tumbuh dengan subur dan baik serta menghasilkan buah. Dimana agar tabulampot yang diusahakan dapat tumbuh dengan benar dan berbuah cepat, diperlukan perawatan dan pemeliharaan yang baik dan cermat.
Penyiraman
Penyiraman tanaman sebaiknya dilakukan sekali dalam sehari dan hindari penyiraman yang berlebihan karena jumlah air yang berlebih menyebabkan kebusukan. Selain itu, harus dipastikan bahwa pot berlubang, sehingga air tidak tergenang. Siramkan air pada media tanam secara langsung, bukan pada daun tanaman. Hentikan penyiraman apabila air telah mengalir dari dasar pot (Pranadi, 2015).
Penggemburan Media Tanam
Penggemburan media tanam dilakukan dengan menggunakan sekop kecil secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman. Lakukan proses penggemburan secara kontiniu sekali dalam seminggu sambil membuang gulma yang mungkin tumbuh di sekitar tanaman (Fauzi, 2013).
Pemupukan
Pemupukan secara berkala setidaknya dilakukan tiga bulan sekali. Dimana untuk ukuran pot kecil, diperlukan 1 sendok teh NPK/pot, sedangkan untuk ukuran pot besar, dosis dapat ditambahkan hingga 2-4 sendok makan NPK/pot. Apabila diinginkan, pemupukan dapat dilakukan sebulan sekali dengan dosis yang dikurangi. Hal ini dikarenakan tabulampot yang terlalu rajin dipupuk dengan dosis yang tinggi dapat mengakibatkan tanaman menjulang tinggi dengan cabang yang banyak dan daun yang rimbun, tanpa menghasilkan buah. Selain itu, tambahkan pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) setidaknya dua kali setahun (Pranadi, 2015).
Pemangkasan
Pemangkasan perlu dilakukan untuk membuat tanaman tetap produktif dan indah. Selain itu, pemangkasan juga dapat merangsang pertumbuhan bunga. Ada tiga jenis pemangkasan yang dapat dilakukan, antara lain : a) Pangkas ringan yang dilakukan pada cabang yang memiliki tunas atau lebih dari 3 ranting. Tunas berlebihan akan mengurangi buah yang dihasilkan; b) Pangkas sedang dilakukan pada cabang yang tidak produktif; dan c) Pangkas berat dilakukan untuk membentuk tajuk. Pilih tiga cabang utama untuk menjadi cabang primer. Bisa digunakan rumus 1-3-9, artinya 1 batang utama, 3 cabang primer, 9 cabang sekunder (Pranadi, 2015).
Pembungaan
Pembungaan tanaman sawo dapat dirangsang dengan dua cara, yaitu memanipulasi lingkungan dan menggunakan perangsang kimia. Memanipulasi lingkungan adalah mengkondisikan lingkungannya seperti di alam dimana biasanya musim buah diawali dengan musim kering dan disusul dengan musim hujan. Tanaman dikurangi penyiramannya seminimal mungkin sampai beberapa hari, kemudian disiram bersamaan dengan pemberian pupuk untuk merangsang keluarnya bunga. Merangsang pembungaan dengan bahan kimia adalah dengan penggunaan retardan (penghambat pertumbuhan vegetatif), sehingga cadangan makanannya dipaksa untuk dijadikan bunga dan buah. Retardan yang sering digunakan antara lain paklobutrazol.
Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit tanaman sawo tabulampot ada tiga cara, yaitu fisik (dengan menggunakan alat, api atau tangan untuk mematikan hama/penyakit tanaman), kimia (menggunakan obat kimia yang biasanya disemprotkan), dan biologi (dengan menggunakan musuh / pemangsa alami dari hama/penyakit). Dimana untuk tanaman dalam pot, pengendalian hama/penyakit tanaman lebih praktis dengan cara fisik (Fauzi, 2013).
090132012 | 633 SIT t c.1 | My Library (Ilmu Terapan /600) | Tersedia |
090142012 | 633 SIT t c.2 | My Library (Ilmu Terapan /600) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain