Text
Sebening Air Mata Kayla
Seiring perkembangan pesantren, sekolah dan kampus, semakin banyak orang berdatangan ke tempat ini. Pemuda itu mengangguk-angguk dan Mbah Yah hanya tersenyum. Namanya Rustam Nurul Yaqin.Dia lahir di pedalaman Magelang, di dekat pesantren API Tegalrejo. Rustam tidak akan melupakan tentang persahabatannya dengan Mansyur.
Mansyur mengatakan bahwa dirinya akan menikahi seorang gadis yaitu Wiwin. Awalnya, Rustam tidak menyetujui itu. Tetapi, setelah mengenal Wiwin, Rustam akhirnya memberikan dukungan kepada Mansyur. Mansyur melamar Wiwin dengan sahabat dan Kiai Muchotob dan lamaran itu diterima oleh ayah Wiwin. Setelah beberapa bulan selesai menikah, Wiwin dikaruniai seorang anak yang diberi nama Kayla.
Seiring berjalannya waktu, kakek dan nenek Kayla membenci Mansyur karena persoalan ekonomi ditambah dengan perbedaan dalam cara beragama. Hadirlah seorang pemuda dari masa lalu Wiwin yaitu Roni. Pak Prapto memaksa Mansyur agar menceraikan Wiwin. Mansyur menuruti permintaan mertuanya itu. Lalu, Roni berniat ingin melamar Wiwin. Akan tetapi, Rustam juga ingin melakukan hal yang sama. Disaat yang bersamaan, Roni dan Rustam melamar Wiwin. Wiwin menemui mereka dengan membawa Kayla. Ketika itu, Kayla menatap wajah Rustam. Di mata Kayla, tak ia lihat kecuali wajah ayahnya. Kayla pun memeluk Rustam dan tanpa disadari ia telah jatuh terkulai.
Akhirnya, lamaran Rustamlah yang diterima. Suatu siang, beberapa bulan kemudian, tibalah surat ditangan Mansyur dari Rustam. Di acara Isra’ Miraj, Rustam membawa Wiwin dan Kayla ke tempat Mansyur. Kayla mendekap ayahnya dan mengalirkan air matanya. Mansyur pun mengalirkan air matanya. Rustam tak sanggup melihat adegan itu, sedangkan Wiwin merasa sudah tidak ada lagi menjejak tanah.
Acar Isra Miraj itu pun segera dimulai. Rustam menceritakan perjalanan Rasulullah SAW. di malam yang penuh berkah itu. Di tengah ceramahnya, tiba-tiba kepala Rustam terkulai. Rustam meninggal di atas kursinya.
Hari demi hari berlalu. Ketika itu Mansyur menerima surat yang ditulis almarhum Rustam untuknya.Surat itu diberikan Wiwin, dan dihadapan semua orang, Mansyur pun membacakannya. Isi surat itu adalah pemberian harta yang dimiliki Rustam kepada Mansyur termasuk permintaannya agar Mansyur menerima Wiwin kembali
099132015 | 813 AZI s c.1 | My Library (800) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain