PERPUSTAKAAN DAN LITERASI GRIDUTA

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Kunjungan
  • Masuk Login
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Arabic Bengali Brazilian Portuguese English Espanol German Indonesia Bahasa Jepang Melayu Persia Russian Thai Turkish Urdu

Search by:

All Author Subject ISBN/ISSN Advanced Search

Last search:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Epos Karaeng Tunisombaya

Text

Epos Karaeng Tunisombaya

Mustakim - Personal Name;

Pelestarian sastra daerah perlu dilakukan karena upaya itu bukan hanya akan memperluas wawasan terhadap sastra dan budaya masyarakat daerah bersangkutan, melainkan juga akan memperkaya khazanah sastra dan budaya Indonesia. Salah satunya cerita cerita yang mula-mula diungkapkan dalam bentuk sinrilik, yaitu sejenis prosa lisan Makassar yang dilagukan dan diiringi oleh rebab dan gong. Kemudian, sinrilik ini ditulis dalam bentuk naskah dan di beri judul Karaeng Tunisombaya ri Gowa.

Buku Epos Karaeng Tunisombaya, tentang hikayat Karaeng Tunisombaya yakni raja yang dipertuan di Gowa, mempunyai kedudukan yang sangat tinggi sebab banyak raja yang tunduk kepadanya. Karaeng Tunisombaya mempunyai tiga orang putra, yaitu Karaeng Petta Belo, Karaeng Andi Patunru dan Karaeng Caddi-caddi atau Andi Pisona.

Epos ini menceritakan latar belakang terjadinya pertentangan Karaeng Andi Patunru dengan ayahandanya Karaeng Tunisombaya ri Gowa, yang berlanjut dengan peperangan antara Kerajaan Gowa dan Belanda. Pada mulanya, Karaeng Andi Patunru berusaha meminta bantuan kepada raja-raja lain untuk bersama-sama melawan Kerajaan Gowa. Akan tetapi, raja-raja tidak ada satu pun yang bersedia membantunya karena mereka merasa tidak mampu berhadapan dengan Kerajaan Gowa.

Akhirnya, Karaeng Andi Patunru meminta bantuan kepada Belanda di Batavia dan permintaannya itu dikabulkan oleh Belanda. Terjadilah peperangan antara Kerajaan Gowa dengan Belanda selama beberapa tahun. Peperangan utu berakhir dengan ditandatanganinya perjanjian perdamaian antara Karaeng Tunisombaya ri Gowa dengan Gubernur Jenderal Betawi.

Dalam perjanjian itu ditetapkan, antara lain Karaeng Tunisombaya tetap memerintah di Gowa sedangkan pembesar Belanda berkuasa di Ujung Pandang. Akan tetapi, apabila Tumalompo ri Jumpandang (Kepala Pemerintahan Belanda di Ujung Pandang) tidak ada, Sombaya (Raja Gowa) menjadi Tumalompo. Sebaliknya, apabila Sombaya ri Gowa berhalangan, Tumalompo ri Jumpandang menjadi Sombaya ri Gowa untuk memperhatikan kesejahteraan rakyat.

Buku ini merupakan karya sastra Indonesia lama yang berbahasa Makassar dan menjadi salah satu koleksi Layanan Deposit, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan yang berlokasi jalan Sultan Alauddin Km. 7 Tala'salapang-Makassar.


Ketersediaan
069792010813 MUK e c.1My Library (800)Tersedia
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
813 MUK e c.1
Penerbit
Jakarta. : Departemen Pedidikan Nasional., 2006
Deskripsi Fisik
ix , 74hlm.; 21cm.-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
979-459-935-2
Klasifikasi
813
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
Cet 2
Subyek
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Komentar

You must be logged in to post a comment

PERPUSTAKAAN DAN LITERASI GRIDUTA
  • Information
  • Services
  • Librarian
  • Member Area

About Us

As a complete Library Management System, SLiMS (Senayan Library Management System) has many features that will help libraries and librarians to do their job easily and quickly. Follow this link to show some features provided by SLiMS.

Search

start it by typing one or more keywords for title, author or subject

Keep SLiMS Alive Want to Contribute?

© 2025 — Senayan Developer Community

Powered by SLiMS
Select the topic you are interested in
  • Computer science, information & general works
  • Philosophy & psychology
  • Religion
  • Social sciences
  • Language
  • Pure Science
  • Applied sciences
  • Arts & recreation
  • Literature
  • History & geography
Advanced Search