Text
Selene Putri Sang Cleopatra
Perkawinan Cleopatra dan Mark Antony tak hanya menjadi salah satu kisah cinta paling agung sepanjang masa, namun juga paling rumit dengan ambisi dan konsekuensi politik yang terjalin di dalamnya. mereka mempunyai tiga anak: si kembar Alexander dan Selene, serta si bungsu Ptolemy. ketika kaisar Oktavianus berhasil merebut kerajaan Mesir, ia membawa ketiga pewaris takhta kerajaan Mesir ini kembali ke Roma sebagai tawanan, namun tidak semuanya dapat bertahan hidup. Di negeri yang asing itu, sisa keturunan Cleopatr4a harus menghad
Cerita dari karya terjemahan ini bermula dengan keadaan kerajaan yang dipimpin oleh Cleopatra dan Antonious yang mengalami masa kemunduran karena serangan dari Oktavianus, yang merupakan anak angkat dari Julius Caesar, mantan suami dari Cleopatra sendiri. Saat itu Cleopatra yang sudah merasakan hawa-hawa kekalahan mengutus pelayannya untuk menyampaikan pada Antonious bahwa dia beserta tiga anaknya telah tewas, sehingga Antonious bisa melarikan diri dan bebas dari ancaman Oktavianus ( kelihatan banget bagaimana Cleopatra begitu mencintai Antonious). Tapi diluar dugaan, Antonious justru membunuh dirinya sendiri karena merasa tidak bisa hidup tanpa istri dan buah hatinya tersebut. Cleopatra yang mengetahui hal itu sangat terpukul. Dia lalu memohon pada Agrippa untuk menyelamatkan pemerintahan Alexandria bersamanya. Tapi, Agrippa yang merupakan kaki tangan Oktivianus menolak. Merasa tidak ada pilihan lain Cleopatra menyerahkan kekuasaan Alexandria kepada Oktavianus. Tak berapa lama setelah itu, Cleopatra ditemukan meninggal dunia akibat gigitan ular dikamarnya, bersama dua pelayan setianya, Iras dan Sharmion. Dari situlah cerita dimulai, Alexander, Selene dan Ptholemus (putra-putri Cleopatra dengan Antonious) yang saat itu belum berusia 15 tahun diberi pengampunan oleh Oktavianus dengan alasan tidak berperikemanusian membunuh anak-anak. (walaupun seperti itu Oktavianus merupakan seorang pemimpin yang kejam, tidak segan untuk membunuh siapun yang dinilai tidak berguna atau mengganggu, bahkan kalau itu ibunya sendiri.)
Setelah beberapa bulan memperbaiki stabilitas pemerintahan di Alexandria, Oktavianus, Agrippa dan Juba II( putra mahkota dari kerajaan Numidia, putra dari juba I) serta Alexander, Selene dan Ptholemus melakukan perjalan panjang menuju Roma. ( saat itu Putri Selene dan Alexander menginjak usia 11 tahun, sedangkan Ptholemus berusia 3 tahun)
Ditengah-tengah perjalanan menuju Roma, Ptholemus jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Karena tidak ada persediaan untuk mengawetkan mayat di kapal itu, dengan sangat terpaksa Ptholemus di makamkan di laut. Yang awalnya ditolak mentah-mentah oleh Selene, yang beranggapan hanya penjahat saja yang dimakamkan di laut. Tapi, dengan nasehat dari Agrippa akhirnya Selene menyetujuinya. Setelah putra bungsu dari Cleopatra itu dimakamkan di laut, terbersit dalam pikiran Selene untuk ikut menjatuhkan dirinya ke laut, untunglah ada Juba walaupun dengan kata-kata kasarnya berhasil membuat Selene mengurungkan niatnya.
Setelah beberapa hari menempuh perjalanan panjang, akhirnya rombongan kecil itu sampai juga di Roma. Sesampainya di Roma, mereka dijemput oleh Marcellus, keponakan dari Oktavianus (putra dari Oktavia, kakak Oktavianus dengan suami pertamanya. Oktavia juga merupakan istri dari Antonious sebelum Antonious menikah dengan Cleopatra dan meninggalkan si Oktavia.)
Selama beberapa hari menempuh perjalanan menuju kediaman Oktavianus, Selene dan Alexander yang kebetulan dalam satu kereta kuda yang sama dengan Marcellus mengetahui banyak hal, karena notabene-nya si Marcellus ini memang banyak ngomong dan ceria. Mereka mengetahui bahwa nantinya meeka akan tinggal dengan Ibu dari Marcellus ( Oktavia), awalnya si Selene merasa takut, karena biar bagaimanapun juga Oktavia pernah ditinggalkan oleh ayah mereka demi ibu mereka. Tapi Marcellus menenangkannya dengan mengatakan bahwa Oktavia merupakan orang yang sabar dan sangat menyukai anak-anak. (diam-diam si Selene ini menaruh hati pada Marcellus yang hanya beberapa tahun lebih tua darinya). Setibanya di rumah Marcellus, Oktavia menyambut kedatangan mereka dengan antusias. Oktavia menganggap mereka sebagai anaknya sendiri dan tamu di Roma, tapi Selene tetap menganggap kalau dia adalah seorang tawanan yang ketika sudah tidak berguna bagi Oktavianus akan segera lenyap dari dunia ini. Kalau tidak begitu mungkin akan dinikahkan dengan orang-orang Oktavianus ketika usianya sudah menginjak 15 tahun nanti.
Selama di Roma, Oktavia benar-benar merawat mereka dengan baik, mencintai mereka layaknya anaknya sendiri. Selene maupun Alexander juga pergi sekolah seperti Marcellus. Selain mereka ada juga Julia yang merupakan putri Oktavianus dengan istri pertamanya dan tunangan dari Marcellus, yang disebut-sebut sebagai penerus takhta Oktavianus. Awalnya si Julia ini sedikit enggan berteman dengan Selene yang kelihatan dekat dengan Marcellus, tapi si Selene menjelaskan kalau kedekatan mereka hanya sebatas hubungan adik dan kakak saja. Jadinya, Selene dan Julia menjadi sahabat. Selan itu juga ada Tiberus, putra Oktavianus dengan istri keduanya, Livia, sosok yang sinis dan kurang bersahabat dan juga merupakan salah satu orang kepercayaan Oktavianus dalam segala hal selain Agrippa dan Juba. Si Livia ini, tidak suka jika penerus takhta Oktavianus adalah Marcellus, menurut dia, Tiberus lebih tepat menjadi pengganti Oktavianus, sedangkan Tiberus sendiri tidak begitu tertarik untuk menjadi penerus Oktavianus, dia lebih suka menjadi sosok seperti Agrippa.
Selain bercerita tentang kehidupan keluarga Oktavianus, novel ini juga memberikan gambaran-gambaran kehidupan bangsa Romawi saat itu, dimana setiap rumah orang kaya memiliki beratus-ratus budak. Ngomong-ngomong soal budak, dalam novel ini juga ada Elang Merah, yang merupakan pejuang kemanusiaan yang tidak suka dengan perbudakan. Jadi, si Elang Merah ini, berusaha sekuat tenaga untuk membebaskan para budak. Dan surprisely, Elang Merah itu ternyata adalah Juba yang dibantu oleh Putri Gallia dan Magister Verrus
Didalam novel ini juga bisa diketahui kalau Cleopatra Selene merupakan, perempuan yang cerdas. Bersama Vitruvius, Selene belajar membuat sketsa bangunan-bangunan yang akan dibangun oleh Oktavianus.
Setelah umur Selene maupun Alexander menginjak 15 tahun, secara tiba-tiba Alexander yang saat itu sedang bersama Lucius diserang dan dibunuh. Hal itu tentu membuat Selene marah dan khawatir, ia yakin hal ini pasti didalangi oleh Oktavianus dengan perantara Juba. Selene berpikir, jika Alexander bisa dibunuh, maka bukan tidak mungkin sebentar lagi dia yang akan terbunuh. Tapi ternyata, Selene salah, bukan Juba yang membunuh Alexander, karena juba sendiri merupakan orang yang sangat peduli dengan mereka berdua (Selene dan Alexander), walaupun kepedulian itu tidak kelihatan sama sekali.
setelah beberapa waktu hanya merenungi kematian Alexander, Selene mulai bangkit, menjalani kehidupan seperti seharusnya. Saat itu, Augustus (nama lain Oktavianus) pulang dari medan perang dan membawa banyak orang untuk dijadikan budak di Roma. Ketika itu, semua orang sedang berkumpul untuk melihat kemenang Augustus, tiba-tiba terjadi kerusuhan, sang elang merah muncul, membebaskan para budak yang berada dalam kurungan. Selene yang saat itu melihat kejadian itu, mengikuti sang elang merah. Betapa kagetnya dia, ketika mengetahui ternyata elang merah itu adalah Juba.
Setelah selesai membebat luka Juba, Selene kembali ke rumah Oktavia. Disana dia sudah ditunggu oleh Julia. Tak berapa lama kemudian Agrippa datang dan membawa kabar kalau si elang merah telah terbunuh. Selene kaget bukan main, dia lalu pergi mencari Gallia dan Magister Verrius yang pasti tau keberadaan Juba. Tapi dimanapun, Selene tak menemukan mereka.menurut salah satu tetangga. Mereka pergi entah kemana dan belum pulang. Selene semakin khawatir, ia memutuskan pulang terlebih dahulu.
Setelah sampai di rumah, Selene dicari oleh Augustus yang kala itu sedang sakit. Augustus menyampaikan banyak hal, termasuk menikahkan Selene dengan orang yang pantas, dan akan menjadi Ratu di Mauretania. Mendengar nama daerah kekuasaan yang diberikan Augustus kepada Juba, Selene segera mencari Juba yang sudah menunggunya……….
Oke itu tadi sedikit cerita yang ada pada novel ‘Selene Putri Sang Cleopatra’. Menurut saya, novel ini merupakan novel yang sangat menarik. Walaupun merupakan novel fiksi, penulis banyak menyediakan fakta didalamnya, membuat novel ini semakin menarik saja. Untuk tampilan, memang terlihat kayak gimanaaa gitu, tapi waktu lihat cover aslinya, keren banget ada kesan glamournya. Pokoknya, novel ini novel yang bagus, dan direkomendasikan untuk dibaca. Sebenarnya masih banyak hal menarik, yang saya belum bisa ceritakan disini. Jadi kalau masih penasaran dengan novel ini, baca aja langsung
097642013 | 813 MOR s c.1 | My Library (800/Kesusasteraan) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain