Text
Tetangga Saudara Terdekat
Senja menyala di ufuk barat. Bayangan pepohonan mulai kabur. Nobel Merasakan ada yang berubah di dalam rumah kosong. Rumah itu terletak di sebrang gang depan rumahnya. Nobel sering memperhatikan bunga bunga bermekaran indah di balkon rumah kosong, Dia heran, bagaimana mungkin semua tanaman di rumah itu tumbuh subur, padahal tak ada yang merawatnya? Sungguh Allah Maha Kuasa yang telah memelihara semua makhluknya, demikian pikir Nobel. Belakangan ia diberi tahu ibunya kalau setiap pagi seorang tukang kebun datang merawat tanaman - tanaman itu. pantas saja Nobel tidak tahu, Karena ia sedang sekolah.
Nobel tersenyum. Tiba-tiba ia teringat teman-teman sekolahnya. tanpa terasa mereka sekarang sudah duduk di kelas lima. Banyak ham-hal kreatif dan kadang kdang konyol mereka pikirkan. Mereka sering menjuliki Nobel sebagai pawang makhluk halus rumah kosng.
Nobel memang cukup berani menghadapi hal-hal mistik. Dia tidak pernah takut sendirian seripa malam pulang dari masjuid. Padahl dia harus berjalan kaki mengitari rumah kosnong itu. Saat malam, rumah kosnong tampak leih seram. Hanya ada satu lampu taman yang menyala. Suasanya remang-remang dan sunyi, seperti kastil tua dalam dongeng-dongeng sihir.
Sebenarnya Noobel sangat penasaran dengan rumah itu. Ada apa saja di balik pagarnya tinggi? Suatu ketika Nobel pernah berniat memanjat pagar itu namun, dia teringat pelajaran guru mengajinya, Ustaz Hikam. Mengintip rumah orang tanpa amatlah tercela. Jika pemilik rumah idak ikhlas, maka kita berdosa. Nobel pun membuang jauh niatnya, pemilik rumah itu mungkin tak menginginkan isi rumahnya diketahui orang, sehingga dia membuat pagar yang begitu tinggi.
Nobel menatap ke barat. Matahari belum sepnuhnya tenggelam. keanehan rumah kosnong itu semakin tampak. Nobel pun memanjat pohon mangga di halaman rumahnya . Ia nyaris lupa sudah mengenakan sarung, baju gamis, serta kopiah, dan sikap berangkat ke masjid
Nobel memilih dahan yang nyaman lalu bertengger di situ. Dari balik dedaunan yang rindang, ia menyelidiki seperti detektif. Tiba-tiba Nobel melihat jendela di lantai dua rumah itu bergerak. Ia terpana. Dari balik gordin indah berwarna biru muncul sesosok gadis kecil yang cantik. Nobel mempererat pegangannya di dahan pohon. Ia takut terjatuh.
067452009 | 813 HAN t c.1 | My Library (800) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain