Text
Jangan Pisahkan Kami
Prasasti Alanis seorang anak yatim piatu yang bekerja sebagai penyobek tiket masuk Planetarium dan Bioskop itu menyukai anak kecil serta berpenampilan sederhana, namun tetap anggun, menawan, dan keras kepala.
Sasti memiliki catatan masa lalu yang bisa dibilang tidak sebahagia orang lain. Kehidupannya baik-baik saja, tetapi di suatu saat ia dihadapkan pada masa-masa sulit. Pertemuan Sasti dengan Zahir –laki-laki yang sangat ia cintai- bermula ketika Zahir menjemput adik laki-lakinya, Kersen di Planetarium tempat bekerja Sasti.
Zahir sendiri adalah laki-laki yang gagah, tampan, tidak suka pada kemunafikan, tidak mengerti dirinya sendiri, sempurna dimata wanita dan digilai oleh banyak wanita. Ia tidak menyangka akan bertemu dengan Sasti dan mencintainya dengan tulus.
Selama ini Sasti merasa sehat dan baik-baik saja, namun setelah pertemuannya dengan Zahir ia menyadari bahwa ia merasa sangat lelah dan ia pun pingsan didalam bioskop. Sasti mendapat tawaran untuk menjadi model di kelas lukis dengan imbalan akan mendapat uang saku tambahan. Disanalah ia bertemu kembali dengan Zahir. Namun, di hari selanjutnya barulah Sasti dan Zahir berkenalan.
Suatu hari Sasti tidak bekerja, bahkan keluar kamar. Ia merasa seluruh persendiannya terasa ngilu dan sangat lelah. Zahir pun menjenguknya dengan membawa setangkai mawar merah dan dua kotak pizza. Sasti tau ada sesuatu sedang terjadi dengan dirinya, karena ia melihat rambutnya banyak yang rontok. Zahir meminta Sasti untuk menjadi model lukisnya –bukan di kelas lukis-, namun kala itu matahari bersinar dengan teriknya dan dalam tubuh Sasti seperti ada yang berteriak kesakitan, semakin sakit, Sasti pun pingsan. Zahir membawanya ke Rumah Sakit. Ketika bertemu dengan Dokter Asmawa, Zahir ingin apapun tes laboratorium yang dibutuhkan oleh Sasti dilakukan. Sasti diperbolehkan pulang.
Sasti beristirahat, namun ia terpekik saat melihat dirinya di cermin. Pipi, leher, bahu, dan punggungnya terlihat ada ruam merah dan rambutnya rontok seperti sebelumnya. saat itulah Sasti merasa sesuatu sedang terjadi pada dirinya.
10 hari kemudian Dokter Adam dan Dokter Asmawa membicarakn penyakit yang diderita oleh Sasti. Saat Sasti tahu bahwa ada perubahan dalam dirinya, ia merasa segala sesuatunya sudah tak penting lagi dan ia hanya menunggu kematian. Sasti ingin bunuh diri. Semua terlalu berat baginya. Kedua Dokter tadi masuk untuk memberi tahu Sasti apa yang sedang ia alami dan memberinya sebuah harapan baru. Dan disitulah Sasti tahu bahwa dirinya mengidap Lupus.
Rambut Sasti mulai rontok hari demi hari. Suster Susana memberinya penutup rambut bermotif bunga. Sangat cantik. Suster Susana tak ingin Sasti tahu bahwa yang memberikan itu adalah Zahir. Salman menjenguk Sasti. Salman sangat mencitai Sasti dan akan terus menunggunya. Dua bulan berada di rumah sakit, Sasti diperbolehkan pulang.
Kersen menjenguk Sasti, membawakannya setangkai mawar merah. Kersen tidak menyukai Salman. Ketika pria itu datang, Kersen berpamitan. Salman mengajak Sasti untuk makan malam. Namun, Salman membuat suasana memburuk. Ia membahas tentang kedekatan Sasti dengan Zahir dan Kersen. Ya, mereka tidak jadi makan malam dan pulang masing-masing. Saat Sasti tiba di kamar kosnya ada sepucuk surat dari Salman. Setelah membaca isi surat itu, Sasti kembali pingsan. Dan yang membawanya ke rumah sakit bukanlah Salman, melainkan Rahman. Rahman menjaga Sasti hingga sadar dari pingsannya. Sasti melihat kehadiran Salman disisi Rahman dan ia tersenyum penuh kasih kepada Sasti. Rahman tidak sanggup menceritakan kepada Sasti apa yang sebenarnya terjadi, namun akhirnya ia memberi tahu Sasti. Salman telah meninggal 2 hari yang lalu -setelah koma selama 2 hari- saat mereka bertemu untuk makan malam. Salman menitipkan permohonan ma’af untuk Sasti dan ia marah karena ia sayang pada Sasti. Dalam saku celananya, ada sebuah kotak cincin. Dan cincinnya sedang Salman kenakan saat ia mengalami kecelakaan. Sasti tidak sanggup mendengar semua itu, ia kembali pingsan.
Sasti terkena serangan saat Zahir menjenguknya. Suster Susana memberikan sebuah kartu nama untuk Zahir dan berharap Zahir dapat melakukan research untuk hubungannya dirinya dan Sasti. Dari situlah ia tahu bahwa Suster Susana juga seorang Odapus –orang dengan lupus-. Zahir bercerita kepada sahabatnya ketika menuntut ilmu di New York, Karjono namanya. Zahir sudah tahu apa yang akan ia lakukan. Meskipun Karjono tidak habis fikir, namun Zahir tetap akan meninggalkan dunianya yang selama ini penuh dengan ke-glamour-an dan hip-hip hura. Namun Pramana Widogdo tidak menyukai kedekatan Zahir dan Sasti. Ia meminta Zahir untuk membawa Sasti dalam acara pesta klub golf di akhir minggu.
Saat yang dinanti pun tiba. Akhir minggu. Zahir membawa Sasti ke rumahnya, namun apa yang terjadi? Sasti melihat ada seorang laki-laki yang dulu memiliki cerita dengan mendiang ibunya, Karina Maharani. Ya dia adalah Aditya Arjuna. Pramana ingin tahu siapa orang yang sedang diperhatikan oleh Aditya. Ia terpekik pada seseorang yang berdiri disisi Zahir. Sasti semakin mempererat pegangan tangannya pada Zahir. Sasti sadar Pramana sedang melihat kalung yang ia kenakan. Kalung itu adalah peninggalan ibunya. Kalung yang berliontinkan cincin itu akan membawa Sasti untuk bertemu siapa ayah kandungnya yang telah meninggalkan dirinya dan mendiang ibunya saat itu. Pramana mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Bahwa Karina Maharani adalah istrinya yang dulu hilang. Mendengar semua itu Sasti pingsan.
Sasti dibawa ke Rumah Sakit dan ia pingsan sangat lama. Dokter Asmawa datang menghampiri Pramana dan menanyakan apa hubungan antara dirinya dengan Zahir. Pramana pun melakukan tes DNA, begitu juga Zahir dan Sasti. Hal itu ia lakukan untuk membuktikan kebenarannya. Dalam keterpurukan, Titania mendampingi Sasti dan memberikan semangat hidup untuknya. Dari peristiwa malam itu di pesta, terungkaplah cerita masa lalu antara 3 orang sahabat kecil antara Karina Maharani, Pramana Widogdo, dan Aditya Arjuna. Pramana dan Karina saling mencintai, namun Aditya juga mencintai Karina. Pramana berubah. Ia mabuk dan selalu memukuli istrinya -Karina- dan ia menyadari bahwa dirinya sangat mencintai Karina saat ia telah pergi meninggalkannya. Saat Karina jatuh, Aditya datang mengisi hidupnya. Dan menjermuskannya dalam lubang hitam obat-obatan. Hingga ajal datang padanya. Sekarang buah cinta dari Aditya Arjuna dan Aryanti Amanda –yang sekarang menjadi istri Pramana-, yaitu Zahir telah menjalin kasih dengan Sasti –buah cinta dari pernikahan Pramana dan Karina-. Aditya menganggap hal itu adalah sebuah kado untuk Karina.
Sasti banyak belajar dari apa yang telah dialaminya selama ini. Ia mengidap lupus dan Salman meninggalkannya untuk selamanya.
“Aku tidak ingin menghabiskan hidupku dalam kebencian sia-sia.”
Dan Sasti tidak akan berdiam diri karena penyakit yang dideritanya. Sasti ingin membantu yayasan penderita odapus lainnya. Saat Sasti jatuh bangun, Suster Susana dan Titania lah yang setia menemaninya, mendengarkan segala keluh kesahnya,dan memberikannya semangat untuk menjalani hidup. Dan kini ia melakukan apa yang dulu dilakukan oleh Suster Susana dan Titania terhadapnya. Sasti juga ingin ikut tes UMPTN untuk dapat melanjutkan kuliahnya dan meraih cita-citanya menjadi seorang penulis.
Sasti sangat aktif. Ia memulai kegiatannya di kelas Inggris dan belajar sendiri. Ia cepat berkembang. Ia juga menulis cerpen untuk menguatkan sesama penderita lupus, membuat celengan di internet untuk siapa saja yang bersedia membantu, dan mengelola website profesional. Sasti merasa tubuhnya mengirimkan signal yang sulit dipahami dan juga demam. Sasti terkena serangan –lagi-. Untuk kesekian kalinya Sasti dibawa ke rumah sakit, namun kali ini Dokter Asmawa –dokter yang selama ini menangani Sasti- mengatakan bahwa ada Lesion dalam otak Sasti. Kemungkinan adalah karena tumor ganas atau peradangan. Pramana gontai dan dalam do’anya ia berucap, “Tuhan.. Jangan Pisahkan Kami.” Berbagai macam tes dilakukan terhadap Sasti. Jika tumor ganas harus di chemoteraphy, tetapi jika tidak ganas dilakukan operasi untuk mengangkat bagian tersebut. Lesion tersebut terletak dekat organ vital dan operasi dapat menyebabkan kelumpuhan, koma, atau meninggal dunia. Pramana, Zahir, dan Kersen sangat takut kehilangan orang yang sangat mereka cintai. Dalam do’anya, Kersen bergumam, “Tuhan.. Jangan Pisahkan Kami.” Mereka menunggu selama 10 jam. Akhirnya Dokter Bertran –sang ahli bedah- memberitahu bahwa operasi yang dilakukan terhadap Sasti berhasil dan harus menunggu selama 3×24 jam untuk melihat hasilnya.
Pramana, Zahir, dan Keren telah menyiapkan hadiah untuk Sasti. Mereka tidak memberitahukannya pada Sasti karena ingin Sasti melihatnya sendiri. Tiba di halaman panggung yang besar, Sasti melihat teman sesama penderita lupus dan ada musisi “DEBU” –musisi yang sangat disukai Sasti-. Disanalah Zahir melamar Sasti untuk menjadi pendamping seumur hidupnya.
“Aku tidak tahu, sampai berapa lama aku akan hidup, tapi aku tahu pasti, berapa lama pun waktu yang dianugerahkan padaku, aku ingin menghabiskannya denganmu, Zahir. Dan aku akan terus berjuang untuk teman-temanku. Untuk membagi arti dalam hidup, bagaimanapun keadaanku dan keadaan mereka.”
“Tidak harus melibatkan kepalan tangan, jika kau menyadari begitu singkatnya hidup ini.”
Untuk mengingat mereka yang telah pergi, “Untuk kita semua. Untuk kehidupan.”
Novel ini berjalan dengan alur cerita yang maju mundur. Ceritanya tidak hanya kisah cinta saja, namun juga keluarga dan perjuangan untuk tetap hidup dan bertahan saat cobaan datang. Namun, dalam novel ini masih terdapat kalimat yang rancu. Dimana dalam satu kalimat ada kata “gw, aku, dan kamu.” Novel ini membuat siapa saja yang membacanya dapat termotivasi dan lebih mensyukuri hidup, waktu, kasih sayang, ketulusan hati, dan semua yang telah Tuhan berikan. Ketika membaca novel ini kita tidak ingin berhenti ditengah alur ceritanya, namun kita merasa penasaran untuk membaca cerita selajutnya dan menyelesaikannya. Tidak hanya untuk orang dewasa saja, tetapi remaja juga dapat menikmati cerita yang disuguhkan. Bahasa yang digunakan oleh penulis juga mudah dimengerti.
072892011 | 813 WAH j c.1 | My Library (800) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain