Text
Menjadi Djo
menceritakan tentang persahabatan yang terjalin antar etnis yang berbeda yaitu antara tokoh utama yang beretnis Tionghoa dengan tokoh lainnya yang beretnis Jawa, Batak, ataupun etnis lainnya. Novel Menjadi Djo menceritakan sekilas curahan hati seorang pemuda keturunan Tionghoa yang lahir dan besar di Indonesia. Dia bahkan telah menjadi seorang Direktur Perusahaan Pengiriman Terbesar di Indonesia, Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (Tiki JNE). Bagian satu terjadi pada awal tahun 1960-an, saat A Guan masih menjadi siswa di SD Methodist Medan. A Guan memiliki seorang sahabat yang bernama Yanto yang beretnis Jawa. Yanto adalah anak dari pembantu rumah tangga keluarga A Guan yang sering disebut dengan keluarga Tan. A Guan selalu menghabiskan waktu dengan Yanto untuk bermain atau sekadar memanjat pohon Trambesi untuk membacakan komik untuk Yanto karna sahabatnya itu tidak bisa membaca. Persahabatan antara Djo dan Yanto adalah persahabatan yang tanpa sekat dan tanpa batas yaitu antara anak majikan dengan anak pembantu, antara satu etnis dengan etnis lainnya, antara si miskin dengan si kaya, dan antara yang berpendidikan dengan yang tidak berpendidikan. Kisah mereka juga terjadi pada masa-masa pergolakan politik di Indonesia dan mereka akhirnya berpisah karena kondisi tersebut. A Guan sering diejek atau dihina oleh teman-temannya karena bermain dengan orang pribumi. Lingkungannya memang terkondisikan hanya bergaul dengan orang-orang keturunan Tionghoa. Akan tetapi, A Guan justru lebih senang bermain dengan Yanto, sahabatnya yang setia. Pada bagian satu ini, peranan Yanto hampir sama dengan peranan A Guan sebagai tokoh utama. Mereka berdua hampir memiliki porsi yang sama dalam penceritaan. Pada bagian ini juga Yanto menghilang dalam cerita dan hanya tinggal dalam kenangan A Guan karena keluarga Tan terpaksa harus pindah ke tempat yang paling aman untuk berlindung yaitu Jakarta karena adanya konflik politik G30S-PKI yang sedang terjadi di Indonesia. Etnik Tionghoa dianggap bersekongkol dan bekerjasama dengan PKI untuk menguasai negara Indonesia. Bagian kedua adalah cerita enam tahun kemudian, saat keluarga Tan harus pindah ke Jakarta karena kota Medan yang dirasa sudah tidak aman lagi untuk etnis Tionghoa seperti mereka. Pemerintah indonesia mengeluarkan peraturan terhadap etnik tionghoa untuk berasimilasi (berbaur). Akhirnya, seluruh anggota keluarga Tan harus berganti nama dari nama Tionghoa menjadi nama Indonesia. A Guan pun berganti nama menjadi Djohan. Menjalani masa remaja di Jakarta, Djohan melihat pergaulan remaja Jakarta lebih toleran dan tidak terkotak-kotak. Djohan telah masuk ke Sekolah Menengah Pertama di SMP Pax dan menemukan sahabat barunya yang terdiri dari Corby, Herman, Raymond, dan Kenny. Mereka menamai persahabatan mereka dengan geng Apache. Dalam segala perbedaan baik prinsip, etnis, dan budaya, mereka saling melindungi, saling mendukung, dan saling menyemangati antara x yang satu dengan yang lain walaupun dalam keterbatasan. Djohan juga diperkenalkan dengan beberapa wanita yang membuatnya terkagum-kagum dengan segala kelebihan masing-masing. Tetapi semua wanita yang disukai Djohan pada akhirnya berakhir dengan ikatan persahabatan. Jiwa bisnisnya juga mulai muncul, dengan membuat majalah remaja yang langsung digemari remaja-remaja putri seusianya. Djohan juga sudah mulai jatuh cinta kepada seorang remaja putri bernama Rinai, yang kulitnya hitam manis, tak seperti gadis keturunan Tionghoa lainnya. Akan tetapi, menjelang usia dewasa, ibunya justru menjodohkannya dengan gadis Tionghoa yang bernama Rossie yang masih kerabatnya. Rossie memang telah menyukai Djohan sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar tetapi Djohan tidak memiliki perasaan yang lebih dari sekadar teman biasa terhadapnya. Djohan lebih menyukai perempuan pribumi yang berkulit hitam karena Djohan ingin menjadi orang indonesia seutuhnya dan status Indonesianya semakin diakui. Bagian ketiga, cerita berpindah ke tahun 1972, di mana keluarga Djo sudah menjadi warga Negara RI seutuhnya. Di bagian ini, Djo bukan lagi seorang anak manja, ia sudah bertransformasi menjadi seorang laki-laki dewasa dengan persoalan dunia orang dewasa yang lebih rumit. Cerita bagian ini pun menjadi lebih dari sekadar ‘kisah pertemanan’ sebagaimana di dua bagian sebelumnya. Djohan masuk ke jenjang perkuliahan jurusan Akunting, Akademi Perhotelan dan Kepariwisataan Trisakti. Ia bertemu dengan sahabat-sahabat baru yaitu: Syaiful, Hendra Etnis Betawi, Bambang etnis Jawa, dan Jerry Etnis Batak. Mereka sahabat-sahabat yang telah mengajarkan Djohan tentang kenyataan bahwa perbedaan tidak menjadi penghalang suatu persahabatan. Pada akhir cerita, saat Djohan ingin mengungkapkan perasaannya terhadap Rinai yang menjadi wanita yang disukai Djohan sejak masih duduk dibangku SMP, dia pun akhirnya mengetahui bahwa Rinai telah dijodohkan oleh orangtuanya. Sejak saat itu mereka tidak pernah bertemu lagi. Djohan merasa menyesal karena telah mengacuhkan gadis yang baik seperti Rossie yang selalu perhatian, tulus menyayangi dan sabar menantinya.
100282014 | 813 RIN m c.1 | My Library (800) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain